Jumat, 07 Juni 2013

22 Maret 2008

sudah berbulan-bulan mama ku di rawat karena liver. tubuh nya menguning dan tubuh nya pun semakin kurus. setiap sabtu aku meluangkan waktu untuk menjenguknya. canda dan tawa menghiasi hari-hari kami. mama menjalankan terapi di salah satu rumah sakit di daerah Purwakarta. Hari demi hari keadaan mama mulai membaik. mama bisa berjalan seperti biasanya, walaupun dengan sedikit bantuan dari aba ku. Tetapi ALLAH berkehendak lain, keadaan mama tiba-tiba saja memburuk. kemudian mama di rujuk ke salah satu rumah sakit di daerah depok .
          Pagi itu aku mendapat kabar kalo mama manyebut-nyebut nama kami bertiga, inez, fahmi dan syafin. aku dan fahmi segera di jemput oleh sepupu di rumah. Tadinya aku di larang pergi oleh jidda (nenek), karena beralasan tidak ada yang menjaga syafin. Tapi akhirnya jidda mengizinkan aku pergi .
          sesampai di rumah sakit, hatiku merasa tidak nyaman. aku hanya memikirkan keadaan mama. Hingga aku sampai di depan sebuah kamar yang di penuhi oleh lantunan ayat suci Al-Quran. ketika membuka pintu, aku kaget bukan main melihat kondisi mama. dimana-mana ku lihat selang infus. mama yang melihat aku datang, langsung tersenyum dan memelukku. aku menangis. menangis karena aku senang bertemu mama. Aku segera mengambil air wudhu untuk membaca Al-Quran di samping mama.
           Tak terasa adzan magrib telah berkumandang, bergantian para keluarga untuk melaksanakan sholat magrib. selesai sholat aku kembali duduk di samping mama. mama berpesan "UNTUK MENJAGA SYAFIN DAN FAHMI, RAJIN SHOLAT DAN JANGAN NGEBANTAH ABA" mendengar itu aku menangis sangat keras di pelukan mama. dan mama membalas nya dengan mengusap kepala ku ..
           magrib berlalu dan isya pun datang. aku segera sholat. aku berdoa "Ya ALLAH yang maha kuasa, jika engkau sayang dengan mama ku, jangan lah kau siksa mama ku seperti ini. aku tak tega melihat nya. Jika engkau maha bijaksana, ambillah sebuah keputusan yang terbaik untuk kami semua. Rabbana atina fiddunnya hasannah wafil akhirotihasannah waqina adzabannar. amin"
            selesai berdoa, keadaan mama semakin memburuk, mama mulai sesak nafas. aku membacakan kalimat tahlil di telinga mama. belum sempat mama mengucap sampai habis, nyawa mama di ambil oleh ALLAH. saat itu juga aku mengucap ALLHAMDULILLAH dalam hatiku. ini karena ALLAH mendengar doa ku. aku menginginkan yang terbaik untuk mama dan semua. Dan inilah keputusan yang ALLAH beri untuk kami . aku bisa menerima nya dengan lapang dada.


I LOVE YOU, MOM .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar